44 Hektar Sawah di Tulungagung Puso, Ini Lokasinya

oleh
Foto : Koordinator POPT Kabupaten Tulungagung, Gatot Rahayu

Tulungagung, Klik DAERAH – Puluhan hektar sawah di Kabupaten Tulungagung alami puso atau gagal panen, sedang ratusan hektar lainnya berpotensi puso akibat musim kemarau, Rabu (4/10/2023).

Koordinator POPT Kabupaten Tulungagung, Gatot Rahayu saat dikonfirmasi menjelaskan, sawah puso tersebar di 2 kecamatan. Berpotensi puso tersebar di 14 desa di 3 kecamatan.

“Luas sawah yang terdampak kekeringan ada 348 hektar,” jelas Gatot, Rabu (4/10/2023).

Sawah puso seluas 44 hektar di Kecamatan Bandung dan Pakel. Sedang sawah berpotensi puso di kecamatan Bandung sebanyak 3 desa, yaitu Desa Bulus, Desa Bantengan dan Desa Ngunggahan.

Kecamatan Pakel sebanyak 10 desa yaitu Desa Bono, Duwet, Sukoanyar, Ngrance, Bangunjaya, Sambitan, Tamban, Suwaru dan Desa Gombang.

“Puso terjadi sejak bulan Juli,” jelasnya.

Gatot ungkapkan, pada bulan Juni masih terjadi hujan di Kabupaten Tulungagung. Memperkirakan seperti tahun 2022 terjadi kemarau basah, petani kembali menanam padi.

Namun, pada bulan Juli ternyata sudah masuk musim kemarau yang berakibat sawah kurang mendapat air untuk irigasi.

“Tanaman yang puso mulak usia 1 bulan sampai yang hampir panen,” ujarnya.

Ditanya apakah kondisi ini berpengaruh pada produksi padi di Kabupaten Tulungagung? Gatot katakan berpengaruh meski tak begitu signifikan.

“1 hektar sawah bisa menghasilkan 7 ton padi,” jelasnya.

Untuk menangani lahan yang berpotensi puso, pihaknya menggunakan mesin pompa air. 1 mesin pompa sanggup mengairi sekitar 4 hektar sawah.

Sayang, penggunaan pompa air terkendala dengan jatah BBM dari SPBU.

Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung mengeluarkan rekomendasi pembelian BBM untuk pompa air.

Namun, jatah BBM pompa air tak pernah diberi sesuai rekomendasi dari Dinas Pertanian.

“Kadang Cuma diberi separuh dari rekomendasi yang kita berikan,” katanya.

Beruntung, sejak akhir bulan September 2023 ada sebagian sawah yang memulai panen dan akan terus berlanjut hingga akhir Oktober tahun ini.

Kondisi sekarang berbanding terbalik dengan tahun 2022. Pada tahun 2022 tidak ditemukan sawah puso, namun banyak lahan yang gagal panen akibat terendam banjir.

Tahun 2022 Kabupaten Tulungagung mengalami kemarau basah, yaitu kondisi curah hujan tinggi meski musim kemarau.

Tercatat oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, setidaknya 5 ribu hektar lahan jagung dan 1.700 hektar lahan tembakau gagal panen lantaran curah hujan yang cukup tinggi.

“Tahun 2022 ada ribuan hektar yang gagal panen,” pungkasnya.

Reporter : Joko Pramono
Editor      : Edi Susanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.