Tulungagung, Klik DAERAH – Ribuan anak di Tulungagung berstatus anak tidak sekolah (ATS). Hal itu diungkap oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung, Tri Hariadi saat menggelar Rapat Koordinasi dan Advokasi Percepatan Penanganan anak tidak sekolah (ATS) di Ruang Praja Mukti, Sekretariat Daerah Kabupaten Tulungagung pada, Kamis (19/122024).
Menurut Tri, permasalahan ATS merupakan tanggungjawab bersama. Sebab, di Tulungagung saja terdapat ribuan ATS.
Padahal pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang dijamin dalam UUD 1945 pasal 31.
“Masalah anak tidak sekolah adalah tantangan besar yang harus kita hadapi bersama. Saat ini, berdasarkan data Dapodik, terdapat 6.279 anak tidak sekolah di Tulungagung, dengan 64% di antaranya berada pada jenjang SMP atau sederajat,” ungkapnya.
Untuk mengurai permasalahan ATS, Pihaknya mencari solusi strategis masalah ATS di kota marmer.
Pemerintah Kabupaten Tulungagung telah menyusun dua strategi utama dalam menangani anak tidak sekolah, yaitu strategi pencegahan dan strategi intervensi.
Strategi pencegahan bertujuan untuk memastikan anak-anak tetap berada di jalur pendidikan, sedangkan strategi intervensi dirancang untuk mengembalikan anak-anak yang telah keluar dari sistem pendidikan ke program pendidikan formal maupun nonformal yang relevan.
Salah satu contoh strategi pencegahan ialah dengan memberikan pandampingan terhadap anak yang sudah mempunyai rencana berhenti sekolah di tengah jalan.
“Dimulai dari pendataan dan identifikasi permasalahan,” jelasnya.
Tri sebut penyebab anak ATS bervariasi. Seperti masalah ekonomi, bullying, berkebutuhan khusus atau anak yang motivasi belajarnya kurang.
Hal tersebut harus ditangani bersama dengan melibatkan semua sektor, baik pemerintah maupun swasta.
“Bisa juga dengan pelatihan, atau yang suka kerja dan punya waktu 2 hari bisa belajar 2 hari itu,” terangnya.
Usia yang masuk ATS dibawah 25 tahun. Mereka direkomendasikan untuk melanjutkan sekolah sesuai dengan jenjang yang belum mereka tempuh. Pihaknya menargetkan ATS berkurang pada tahun 2025.
Tri Hariadi juga mengajak seluruh pihak untuk bergandengan tangan dalam upaya ini.
“Penanganan anak tidak sekolah membutuhkan pendekatan multidimensi yang melibatkan semua sektor. Mari kita bekerja sama demi mewujudkan Tulungagung yang sejahtera dan berkelan, tandasnya.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto