900 Hektar Sawah di Tulungagung Terancam Gagal Panen

oleh
Foto : Mediasi warga yang terdampak pembukaan Dan Pacar.

Tulungagung, Klik DAERAH – Sebanyak 900 hektar sawah di 9 desa di 2 Kecamatan terancam gagal panen. Ancaman gagal panen ini disebabkan adanya oknum yang membuka Dam Pacar tanpa ada koordinasi.

Pembukaan Dan Pacar menyebabkan 900 hektar sawah tersebut tidak mendapat pasokan air irigasi.

9 desa yang terdampak antara lain Desa Pucung Kidul, Ngranti, Pesanggrahan, Boyolangu dan Kendalbulur di Kecamatan Boyolangu.

Sedang di Kecamatan Campur darat terdapat 4 desa yang terdampak, yaitu Desa Tanggung, Pojok, Wates dan Pelem.

Untuk mencari solusi permasalahan tersebut, petani dari 9 desa tersebut diajak dialog ke Dinas PUPR Kabupaten Tulungagung.

Salah satu pengurus HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) desa Tanggung, Suhariyanto jelaskan, Dam Pacar dibuka pada, Senin (2/9/24) malam.

Tanpa ada koordinasi, imbasnya air dari Dam Pacar terbuanh sia-sia ke parit Agung Lodoyo tanpa melalui area persawahan di 9 desa diatas.

“Masalahnya mereka yang membuka Dam Pacar tidak berkoordinasi terlebih dahulu, sehingga air terbuang sia-sia ke Parit Agung, dan kami yang di hilir tidak kebagian air,” jelasnya, Selasa (3/9).

Dirinya jelaskan, di Desa Tanggung ada 200 hektar sawah yang menggantungkan pengairan dari Dam Pacar.

Saat Dam dibuka tanpa koordinasi, maka dalam waktu seminggu ke depan, sawahnya bakal tidak mendapat pasokan air irigasi dan terancam gagal panen.

Pihaknya meminta ada kejelasan hukum terkait kejadian ini, sebab banyak masyarakat yang dirugikan akibat pembukaan Dam Pacar tersebut.

“Apalagi ini terkait masalah kebutuhan pangan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala PUPR Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari Subagio jelaskan sumber pengairan 9 desa tersebut berasal dari Parit Agung Lodoyo dan Irigasi Kalidawir.

Namun, irigasi Kalidawir sedang alami penurunan debit air, sehingga butuh berbulan-bulan untuk bisa mengairi persawahan di 9 desa tersebut.

Paling memungkinkan dilakukan saat ini adalah memanfaatkan Parit Agung Lodoyo untuk mengairi sawah di 9 desa tersebut.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) untuk membuka daerah irigasi Lodoyo agar petani dari 9 desa ini mendapat pasokan air,” kata Dwi Hari Subagyo.

Menurutnya, mengambil pasokan air dari Parit Agung Lodoyo merupakan solusi jangka pendek untuk memulihkan persawahan di 9 desa tersebut.

Sayangnya, pihak PJT jelaskan sudah melakukan pembagian air secara terencana di berbagai wilayah.

“Yang terpenting mereka bisa dapat air dulu, sehingga kerugian di 900 hektar sawah itu bisa dikurangi,” pungkasnya.

Reporter : Joko Pramono
Editor      : Edi Susanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.