Tulungagung, Klik DAERAH – Fatality rate (rasio kematian) akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tulungagung tahun 2024 meningkat dibanding tahun 2023. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmat, saat diwawancarai oleh awak media, Selasa (26/3/2024).
Menurut Kasil, peningkatan rasio kematian tahun ini meningkat hingga hampir 3 kali lipat.
“Tahun ini rasio kematian sekitar 3 persen, tahun kemarin sekitar 1 persen lebih,” jelas Kasil.
Menurut Kasil, rasio kematian tahun ini cukup tinggi. Meski demikian Kasil tidak bisa memastikan penyebab tingginya rasio kematian tahun ini.
“Saya duga karena trend 5 tahunan,” ujarnya.
Kasil melanjutkan, angka penularan DBD hingga bulan Maret tahun ini sudah mencapai 63 kasus. Sedang tahun 2023 selama setahun mencapai 206 kasus.
Trend penularan di tahun 2024 mengalami peningkatan cukup tajam di awal tahun. Jumlah kasus pada Januari 2024 lebih tinggi dibanding tahun 2023.
Namun trend itu menurun pada bulan Februari dan Maret 2024. Kasus DBD lebih rendah di bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
“Upayanya dengan memutus mata rantai penularan dengan pemberantasan sarang nyamuk, penyemprotan (fogging) dan larvasidasi,” jelas Kasil.
Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan dengan 3M (menutup, menguras dan mengubur) tempat-tempat yang bisa digunakan nyamuk bertelur.
Penyakit DBD disebarkan oleh nyamuk aides eygipti. Nyamuk ini senang bertelur di genangan air jernih. Nyamuk dengan warna belang hitam putih ini bisanya menggigit pada pagi dan sore hari.
Upaya pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan secara serentak. Sebab, jangan sampai pemberantasan dilakukan di satu daerah saja dan membuat nyamuk mempunyai kesempatan berpindah tempat.
Selain dengan ke 3 cara diatas, cara lainnya dengan mengawinkan nyamuk aides eygipti dengan nyamuk wilbachia.
Perkawinan dengan nyamuk itu akan menghasilkan nyamuk mandul, sehingga perkembangan nyamuk bisa ditekan. Sayang cara ini banyak mendapat penolakan dari masyarakat.
“Ternyata banyak penolakan-penolakan, padahal itu sudah pernah dicoba dan berhasil,” ujarnya.
Disinggung adanya keluhan masyarakat yang kesulitan mendapat kamar saat terkena DBD? Kasil jelaskan saat musim pancaroba terjadi peningkatan kasus penyakit selain DBD.
Kasil sebut trend tiap tahun, lonjakan penyakit terjadi pada bulan Desember – April. Sebab pada bulan-bukan itu cenderung terjadi panas dan lembab.
“Mulai Mei itu biasanya trendnya mulai turun,” katanya.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto