Tulungagung, Klik DAERAH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung memperkirakan terjadi peningkatan angka kematian akibat demam berdarah (DB) di tahun 2025 ini. Sebab belum genap 2 bulan, telah dilaporkan 4 kematian akibat DB di Kabupaten Tulungagung.
Desi Lusiana Wardhani, Kabid Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Tulungagung ungkapkan 4 korban meninggal akibat DB di Kabupaten Tulungagung berusia balita dan anak-anak.
“1 balita dan 3 anak-anak,’ jelas Desi.
Angka kematian DB di Kabupaten Tulungagung tersebar di 3 kecamatan, yaitu 2 kasus di Kecamatan Pakel, 1 kasus di Kecamatan Sumbergempol, dan terdadat 1 kasus kematian di Kecamatan Kedungwaru.
Angka kematian akibat DB diprediksi meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dirinya merinci pada tahun 2023 hanya terjadi 3 kasus kematian akibat DB. Tahun 2024 terjadi 17 kasus kematian akibat DB, dan di awal 2025 sudah terjadi 4 kasus kematian.
“Berarti dalam 1 bulan terdapat 2 kasus kematian, dan kita masih ada 10 bulan lagi,” ucapnya.
Dirinya sebut ada potensi peningkatan kematian akibat DB. Dirinya merinci di awal tahun ini ada 198 kasus di bulan Januari dan minggu ke 3 bulan Februari.
Pada bulan Januari ada 154 kasus, dan minggu ke 3 bulan Februari sebanyak 44 kasus. Untuk menekan penularan DB, pihaknya menghimbau agar masyarakat melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara mandiri.
PSN dilakukan dengan 3M plus (menutup, menguras, mengubur) ditambah dengan pemberian larvasida. Pihak Pemkab Tulungagung sudah mengeluarkan himbauan pada masyarakat untuk melakukan PSN mandiri.
“Mohon disampaikan pada tokoh masyarakat seperti Kepala Desa untuk menghimbau warganya melakukan PSN,” tutur Desi.
PSN serentak mandiri yang dilakukan warga terbukti bisa menekan penularan DB hingga 75 persen. Sedangkan fogging merupakan langkah pamungkas untuk membunuh nyamuk aides eygipti.
“Pengasapan itu langkah terakhir kita untuk memutus penyebaran DB,” jelas Desi.
Menurut Desi, langkah paling efektif mencegah DB adalah dengan melakukan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk) secara berkala, baik di lingkungan sekolah, kerja maupun rumah.
“Selain di sekolah, kita juga melakukan pengasapan di rumah penderita DB yang meninggal,” jelasnya.
Pengasapan dilakukan ketika ditemukan setidaknya 2 kasus pada radius 200 meter, dan terbukti terjadi penularan setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi.
Dirinya sebut faktor kebersihan lingkungan menjadi salah satu penyebab penyebaran DB. DB ditularkan melalui gigitan nyamuk aides eigypti. Nyamuk ini mempunyai ciri badan belang hitam dan putih.
Mereka biasanya aktif pada pagi dan sore hari. Di musim hujan diselingi panas merupakan waktu ideal nyamuk ini untuk berkembang biak di genangan air bersih.
“Tempat yang lembab, disukai oleh nyamuk untuk beraktifitas,” tuturnya.
Dari data miliknya, dalam 2 bulan terakhir terjadi 198 kasus DB, dengan korban meninggal 4 orang, terdiri dari 3 anak dan balita.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto