Tulungagung, Klik DAERAH – Untuk membangun bangsa dan negara, dibutuhkan generasi yang sehat, kuat dan cerdas. Hal itu menjadi salah satu program dalam TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) ke 123 di Kabupaten Tulungagung.
Dalam rangkaian TMMD ke 123 tersebut, masyarakat diberi pemahaman tentang pencegahan stunting dan pentingnya pola asuh anak, Rabu (26/2/2025).
Kepala Kantor Kecamatan Sendang, Novi Cahyo Putranto katakan kasus stunting di Sendang kian menurun tiap tahun. Dirinya sebut Kecamatan Sendang sebagai sentra penghasil susu dan sayuran, dengan minum susu dan sayuran yang ada di sekitar rumah, kebutuhan nutrisi seharusnya sudah terpenuhi.
Namun, kebiasaan masyarakat minum susu di Sendang tak begitu tinggi. Sebab sebagai penghasil susu, rerata mereka sudah bosan mengkonsumsi susu.
“Makanya tadi kita sampaikan kalau bosan minum susu segar, mungkin bisa dijadikan makanan atau minuman olahan untuk anak-anak,” jelas Novi.
Dirinya mencontohkan, susu bisa diolah menjadi puding atau kurang disukai oleh anak-anak. Meski bentuknya berubah, namun nutrisi yang terkandung dalam susu masih mencukupi.
Pencegahan stunting tak hanya terkait asupan nutrisi, tapi juga kesehatan lingkungan. Diakui olehnya sebagai sentra penghasil susu sapi, banyak terdapat limbah kotoran sapi.
Jika dibiarkan tanpa pengolahan, maka akan membuat lingkungan tidak sehat, dan berpengaruh pada pertumbuhan anak-anak.
“Disini sudah kita lakukan pengolahan kotoran sapi untuk biogas,” katanya.
Biogas tersebut digunakan untuk memasak makanan agar cepat masak dan sehat.
Sementara itu, perwakilan DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa), Kabid pemasyarakatan Desa, Dian Novalia katakan pola asuh anak cukup penting dalam pencegahan stunting.
“Dengan pola asuh yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan anak dan derajat pendidikan keluarga,” ujar Dian.
Dian melanjutkan, anak-anak sekarang merupakan generasi Z dan Alpha. Generasi ini merupakan generasi “canggih” yang tak lepas dari kemajuan jaman.
Keseharian mereka lebih dekat dengan gawai, jika dibandingkan dengan generasi milenial yang merupakan generasi “tangguh”.
Perbedaan ini harus diketahui oleh orangtua. Agar orangtua bisa melakukan pola asuh yang baik bagi anak-anak.
“Orangtua seharusnya mengarahkan anak dengan teknologi bisa membuat nilai positif pada anak,” tuturnya.
Pihak Pemerintah Desa juga harus berperan aktif dalam pencegahan stunting. Jika ada warga yang alami stunting karena ekonomi, maka Pemerintah Desa bisa memberikan bantuan yang bersumber dari APBDes.
“Jika stunting tapi dalam kategori mampu, maka perlu diedukasi,” pungkasnya.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto