Resmikan Kampung Pancasila di Ngantru, Dandim : Jiwai Pancasila Sebagai Pedoman Hidup

oleh

Tulungagung,Klik DAERAH – Komandan Kodim 0807/Tulungagung, Letkol Inf. Yoki Malinton Kurniafari meresmikan patung garuda setinggi 12 meter. Patung ini berada dalam komplek Pondok Al Badru Alaina, Desa Ngantru Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung.

Menurut Dandim, patung ini merupakan ikon dari Kampung Pancasila. Dengan monument pancasila tersebut, diharapkan menjadi pengingat bahwa masyarakat Tulungagung menjiwai Pancasila sebagai pedoman hidupnya.

“Ini bertujuan untuk semakin membumikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,” jelas Dandim, Jum’at (25/3/22).

Disinggung jumlah kampung Pancasila di Tulungagung, Dandim jelaskan ada 1 kampung Pancasila di tiap kecamatan. Jika dihitung, artinya di Kabupaten Tulungagung ada 19 Kampung Pancasila.

Sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara kampung biasa dengan kampung Pancasila. Kehidupan masyarakat di Kabupaten Tulungagung sudah mencerminkan keberagaman dan persatuan berdasarkan pancasila. Namun suasana itu lebih kental terasa di Kampung Pancasila.

“Nilai religious, kemanusiaan, persatuan, gotong royong dan kesejahteraan,” terangnya.

Keberadaan kampung Pancasila merupakan salah satu upaya merawat Pancasila. Seperti diketahui, di era modern dan globalisasi arus informasi mengalir deras dari manapun. Arus informasi ini menggerus budaya dan jati diri bangsa.

“Dengan adanya kampung Pancasila ini, setidaknya bisa mempertahankan jati diri bangsa dan membendung pengaruh budaya negative asing,” jelasnya.

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Al Badru Alaina, Mbah Amu mengatakan, patung pancasila yang dibangunnya berdimensi 12 kali 12 meter.

Patung ini dibangun dengan menggunakan kerangka besi. Bangunan ini tampak megah, lantaran disekitar lokasi sudah dikeramik, serta patungnya sendiri dicat dengan warna keemasan.

“Sekitar 500 juta dari kantong pribadi,” jelas Mbah Amu.

Dalam kesempatan ini pula diperkenalkan salam Pancasila. Salam ini mirip dengan hormat dalam dunia militer, bedanya tangan tidak ditempelkan ke kening.

Penulis: Pramono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.