Tulungagung, Klik DAERAH – Bayi kembar siam asal Tulungagung, Arselo dan Arsenio berhasil dipisahkan oleh tim dokter gabungan RS. Dr. Soetomo Surabaya dan RSUD dr. Iskak Tulungagung. Sayang, satu bayi tidak bisa diselamatkan dan meninggal di meja operasi.
Direktur RSUD dr. Iskak melalui Wadir Pelayanan RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Zuhrotul Aini mengatakan, kondisi bayi sebelum operasi pemisahan mengalami masalah kesehatan serius yang harus diambil tindakan darurat.
“Pada awal Agustus lalu bayi siam mengalami gangguan kesehatan serius berupa pelemahan kedua tungkai pada bayi Arsenio (bayi sebelah kiri),” jelasnya.
Masalah kesehatan itu lalu dikonsultasikan dengan tim dokter dari RS. Soetomo Surabaya untuk mencari tahu posisi tulang belakang, persyarafan di tempat yang terdempet di daerah pantat bayi.
Kemudian dilakukan MRI pada 12 Agustus di RSUD dr. Iskak dengan supervisi tim kembar siam RS. Soetomo.
“Memang ditemukan masalah persyarafan pada bayi kembar siam tersebut,” tutur dokter berjilbab tersebut.
Pada tanggal 13 Agustus kondisi bayi kian menurun dan ditemukan masalah lainnya. Bayi mengalami pneumonia atau infeksi paru-paru yang disebabkan posisi mereka yang mengharuskan terlentang sejak lahir.
Setelah berkoordinasi dengan tim dokter dari Surabaya, diputuskan dilakukan urgent separasi (Pemisahan darurat) bayi kembar siam.
Rencana awal operasi dilakukan di RSUD dr. Iskak. Karena kondisi bayi terus memburuk, akhirnya pada 13 Agustus malam bayi langsung dirujuk ke RS. Dr. Soetomo Surabaya untuk dilakukan operasi pemisahan.
Rencana awal, bayi akan menjalani operasi pemisahan saat berusia 8-12 bulan. Namun baru berusia 4 bulan, dilakukan operasi pemisahan lantaran alami kondisi darurat.
“Di Dr. Soetomo dilakukan perawatan, namun terus mengalami penurunan kesehatan sehingga pada 16 Agustus diputuskan dilakukan pemisahan darurat,” terangnya.
Saat menjalani operasi pemisahan, bayi yang alami pelemahan mengalami henti jantung.
Meski sudah dilakukan resusitasi, nyawa bayi Arsenio tak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal di meja operasi.
Tim dokter lalu melanjutkan operasi pemisahan, dan bayi Arselo bisa diselamatkan.
Aini katakan, rencana awal untuk membuat organ buatan bagi bayi urung dilakukan. Organ yang ada (Anus dan alat kelamin) diberikan pada bayi Arsenio.
“Kondisi Arsenio sudah membaik dan tidak memakai ventilator, sudah bisa minum dan menunjukan perbaikan kesehatan yang berarti,” ujarnya.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan tim dokter RS. Dr. Soetomo, memantau perkembangan bayi Arselo.
Disinggung biaya perawatan dan operasi pemisahan bayi tersebut, Aini jelaskan seluruh biaya ditanggung oleh BPJS, Pemkab Tulungagung dan Pemprov Jatim.
Bayi kembar siam tersebut dirawat di RSUD dr. Iskak sejak April lalu. Bayi yang terlahir dempet tersebut merupakan rujukan dari RS. Bhayangkara.
Selama di RSUD. dr. Iskak bayi menjalani perawatan intensif untuk dipersiapkan untuk operasi pemisahan.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto