Tulungagung, Klik DAERAH – Progres pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) yang menghubungkan wilayah Sine dan Brumbun, Kabupaten Tulungagung, mengalami hambatan akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Hujan deras menyebabkan tanah menjadi labil dan menyulitkan mobilisasi material konstruksi ke lokasi proyek.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) JLS Pansela 1, I Made Budiana, mengatakan bahwa hujan yang mengguyur hampir setiap hari mengganggu pekerjaan konstruksi, khususnya pada bagian struktur dan perkerasan jalan.
“Jika truk dipaksakan masuk saat hujan, jalan yang sudah dibangun bisa rusak kembali,” ujarnya, Senin (27/5).
Akibat kondisi tersebut, pekerjaan pembangunan sementara dihentikan ketika hujan turun deras. Selain faktor cuaca, kendala lain juga datang dari sulitnya akses menuju lokasi proyek.
“Jalur Kalidawir rusak parah dan terlalu sempit untuk dilewati kendaraan berat. Satu-satunya akses saat ini hanya melalui jalur Popoh,” jelas Made.
Untuk pengaspalan di Lot 1B, rencananya material akan diangkut melalui jalur Pucanglaban. Namun pelaksanaannya masih menunggu kondisi cuaca membaik. Hingga kini, progres pembangunan JLS sudah mencapai 86 persen.
“Kami targetkan pengaspalan dimulai bulan Juli. Namun jika hujan masih terus turun, kemungkinan baru bisa dilakukan pada bulan Oktober,” tambahnya.
Menanggapi opini masyarakat yang mengaitkan pembangunan JLS dengan banjir yang melanda Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung, beberapa waktu lalu, Made tidak menampik bahwa air memang berasal dari aliran proyek JLS. Namun, ia juga menyoroti faktor lain seperti kerusakan hutan di sekitar area proyek.
“Kami akan siapkan dua kolam penampungan lumpur untuk mencegah material masuk ke permukiman warga. Kapasitas kolam masing-masing 40 kubik dan akan dikuras setiap 10 hari sekali,” pungkasnya.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto
