Tulungagung, Klik DAERAH – Jasa permak di Kabupaten Tulungagung kebanjiran rejeki jelang Hari Raya Idul Fitri 2024. Bahkan mereka sampai menolak permintaan permak pelanggannya, lantaran tak mampu lagi menerima permintaan permak yang terus datang.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu tukang permak, Jumiatin (51) warga Desa Majan Kecamatan Kedungwaru, Kamis (4/4/2024).
“Kalau biasanya 10 pakaian, sekarat bisa mencapai 14-20 per hari,” jelas wanita paruh baya yang sudah melakoni pekerjaannya lebih dari 10 tahun itu.
Menurutnya, kebanyakan mereka yang datang merupakan langganan lama.
Pusat Jasa permak pakaian di Kabupaten Tulungagung berada di sepanjang jalan Adi Sucipto Gang 1 masuk Kelurahan Kenayan Kecamatan Tulungagung Kota.
Di sepanjang ruas gang itu terdapat sekitar 35 penjahit. Mereka tergabung dalam Comppas (Comunitas Penjahit Pinggir Aspal).
Dalam menjalankan usahanya, mereka menggunakan mesin jahit sederhana yang sudah tua.
Komunitas ini diketuai oleh Sujono, Warga Desa Majan Kecamatan Kedungwaru.
Menurut Sujono, mereka yang tergabung dalam Comppas merupakan penjahit lama yang dulu mangkal di Jalan Pierre Tendean atau yang lebih dikenal dengan Jalan Ceplok Piring.
Sama halnya dengan Jumiatin, dirinya juga merasakan adanya peningkatan order jelang Idul Fitri.
“Kalau banyak biasanya saya bawa pulang,” jelasnya.
Jam operasional penjahit permak mulai pukul 08.00 sampai 16.00. Namun tak jarang mereka pulang hingga jam 17.00 jika ada pakaian pelanggan yang harus diselesaikan.
Tarif jasa permak di tempat ini cukup terjangkau, mulai dari 5 ribu hingga 25 ribu rupiah, tergantung kesulitan pakaian yang ingin dipermak.
“Yang paling sulit itu permak gamis, soalnya motongnya lebar, jadi tarifnya paling mahal,” katanya.
Salah satu pelanggan jasa permak, Siti, warga Kelurahan Kampungdalem Kecamatan Tulungagung mengaku sudah biasa menggunakan jasa permak pinggir jalan ini.
“Selain harganya murah, juga bisa ditunggu,” pungkasnya.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto