Tulungagung, Klik DAERAH – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tulungagung terus berinovasi dalam menjalankan fungsi pembinaan kepribadian dan kemandirian bagi warga binaannya.
Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup narapidana selama menjalani masa hukuman, tetapi juga mempersiapkan mereka agar lebih siap kembali ke masyarakat.
Kalapas Tulungagung, Makruf Prasetyo Hadianto, mengatakan kegiatan kepribadian yang digalakkan meliputi kesenian Jaranan Sentherewe, kepramukaan, serta kegiatan keagamaan yang telah berhasil meraih berbagai prestasi.
“Kami bekerja sama dengan MUI dan Kwarcab Pramuka Tulungagung untuk memperkuat sisi spiritual dan sosial warga binaan,” jelasnya, Rabu (6/8/2025).
Sementara itu, program kemandirian difokuskan pada penguatan keterampilan kerja. Dalam hal ini, Lapas menggandeng Balai Latihan Kerja (BLK) Singosari serta berbagai pihak lain, termasuk Balai Peternakan Malang dan Mayangkara Grup.
“Programnya mencakup pertanian, peternakan, kerajinan tangan marmer, pembuatan keset, celemek, hingga berbagai usaha produktif lainnya,” lanjut Makruf.
Menariknya, produk hasil karya warga binaan telah mendapatkan mitra kerja. Keset dari serabut kelapa, misalnya, digunakan sebagai alas sapi dalam proses pengambilan benih oleh Balai Peternakan Malang. Sementara kerajinan marmer, seperti plakat nama dan asbak, telah dipesan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Adapun pembuatan celemek telah mendukung program pemerintah “Makan Bergizi Gratis” dengan produksi sebanyak 450 buah.
“Total ada 115 warga binaan yang aktif dalam program kemandirian, dan sekitar 200 orang mengikuti kegiatan kepribadian dari total 711 warga binaan,” jelasnya.
Untuk mendukung ketahanan pangan, Lapas juga mengembangkan peternakan ikan lele dengan sistem bioflok. Saat ini terdapat lima kolam yang masing-masing mampu menampung 5.000 hingga 6.000 ekor ikan lele. Selain itu, Lapas juga memelihara 30 ekor kambing bantuan dari Mayangkara Grup, yang diberi pakan hasil fermentasi dari limbah sayur.
Lebih dari itu, warga binaan yang terlibat dalam kegiatan produksi mendapatkan premi sebagai bentuk apresiasi. Rata-rata mereka menerima 40 persen dari keuntungan penjualan produk.
“Tiap bulan mereka bisa memperoleh penghasilan antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu,” pungkas Kalapas.
Program ini diharapkan dapat memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan, dan penghidupan bagi warga binaan sebagai bekal mereka kembali ke tengah masyarakat.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto
Lapas Tulungagung Gencarkan Program Kepribadian dan Kemandirian, Warga Binaan Raup Penghasilan Sendiri
