Tulungagung, Klik DAERAH – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tulungagung gelar pangan murah berkualitas, atau bazar bahan pangan.
Dalam bazar itu, salah satu yang dijual adalah minyak goreng dengan harga Rp. 13.500 per liter.
Untuk komoditas minyak goreng disediakan sebanyak 6.400 liter. 2.400 liter berasal dari bantuan Provinsi Jawa Timur, sedang sisanya dari Kabupaten Tulungagung.
Minyak dari Provinsi Jawa Timur bisa dibeli tanpa kupon. Sedang minyak dari Kabupaten, harus dibeli menggunakan kupon.
Sayangnya, dari pantauan lapangan, pemegang kupon didominasi oleh ASN Kabupaten Tulungagung.
Rata-rata mereka memiliki antara 6-10 kupon per orang, sehingga bisa mendapat 12-20 botol minyak goreng per orang.
Selain dengan kupon, ASN yang tidak memiliki kupon boleh membeli minyak secara bebas.
Berbanding terbalik dengan warga biasa, yang ditolak ketika tidak membawa kupon.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan, minyak goreng yang dijual bebas dibeli oleh siapa saja. Menurutnya, 1 orang hanya boleh membawa 1 kupon saja.
“1 orang 1 kupon,” jelas Hadi.
Disinggung adanya aksi borong yang dilakukan oleh ASN, Hadi langsung bereaksi untuk segera diamankan. Menurutnya aksi borong itu tidak boleh dilakukan.
“Coba diamankan itu (Pelaku aksi borong),” kata Hadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Usmalik berdalih, 1 orang membawa 6 kupon dengan disertai KTP yang merupakan titipan dari temanya agar tidak terjadi kerumunan.
Disinggung adanya 1 KTP yang membawa hingga 10 kupon, Usmalik mengaku tidak mengetahuinya.
“Itu perlu diklarifikasi lagi,” kata Usmalik.
Saat ditanyakan jumlah kupon yang dibagikan, Usmalik jelaskan ada sekitar 3 ribu kupon.
Kupon ini dibagikan ke desa-desa di 6 Kecamatan.
Pembagian kupon ini melalui pengurus PKK di tingkat kecamatan dan desa.
“Kita menggandeng PKK untuk didistribusikan ke wilayah dekat kantor Ketahanan Pangan,” jelas Usmalik.
Usmalik mengatakan, sasaran pembagian kupon adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Sayangnya, rerata kupon ini dipegang oleh ASN. Bahkan ada yang bolak balik hingga 4 kali untuk mengambil minyak.
Sementara itu salah satu warga, Mistikah warga Desa Bulusari mengaku mendapat kupon dari perangkat desa.
Kupon ini dibagikan per RT, dengan alokasi 3 kupon per RT.
Mistikah sendiri hanya bisa menebus 2 botol minyak, lantaran hanya memiliki 1 kupon.
“Cuma 2 botol,” jelas wanita berjilbab tersebut.
Penulis: Pramono