Tulungagung, Klik DAERAH – Motif anggota PPK (Panitia Pemungutan Kecamatan) Kecamatan Boyolangu, M. Hasan Maskur mengaku telah menggeser ratusan suara dalam Pemilu 2024 lalu karena terhimpit keadaan, Kamis (7/3/2024).
Hasan menjelaskan, awalnya dirinya diajak ketemuan oleh BE (Panwascam Boyolangu) dan BA (Panwascam Tulungagung Kota) 3 hari selepas pemilu 14 Februari 2024.
“Diajak ketemuan di Iki Angkringan wilayah Boyolangu,” jelas Hasan.
Hasan melanjutkan, dalam pertemuan tersebut dirinya diimingi oleh BE dan BA untuk menggeser suara PDI Perjuangan ke salah satu calon legislatif berinisial WT. Satu suara yang digeser dihargai 100 ribu rupiah.
“Saya tidak kenal dengan caleg itu, perantara BE dan BA,” jelasnya.
Selain anggota PPK Boyolangu, BE merupakan salah satu kandidat Komisioner KPU periode 2204-2029.
Ditanya alasan dirinya mau menerima tawaran BE dan BA? Hasan katakan saat itu dirinya mengaku terpepet hutang di bank.
Menurutnya, tawaran itu merupakan langkah singkat untuk mendapat uang secara instan.
“Saya terpaksa, karena saat itu saya dikejar hutang bank,” ujarnya.
Hasan menambahkan, saat itu rumahnya dijamin kan sebagai jaminan bank. Jika tidak dibayar, maka rumahnya akan disegel dan disita oleh bank.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tulungagung memecat anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Boyolangu.
PPK bernama M. Hasan Maskur tersebut terindikasi melakukan pergeseran 187 suara dalam pemilu 14 Februari 2024 lalu.
M. Hasan Maskur mengaku menyesal atas tindakan itu. Dirinya katakan diminta oleh BE dan BA untuk menggeser suara partai pada salah satu caleg dengan iming-iming imbalan.
“Satu suara diberi imbalan Rp. 100 ribu,” kata Hasan.
Meski demikian Hasan katakan dirinya hanya menerima Rp. 8 juta dari 187 suara yang dipindah.
“Hanya menerima 8 juta rupiah,” pungkasnya.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto
