Pabrik Gula Tebu di Desa Plosokandang Hampir Jadi Abu

oleh
Foto : Petugas Damkar sedang melakukan pembasahan sepah tebu yang terbakar.

Tulungagung, Klik DAERAH – Akibat lalai membakar sampah, sebuah pabrik penggilingan gula tebu milik Fauzi warga Desa Plosokandang Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung hampir menjadi abu, Minggu (5/11/2023).

Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Tulungagung, Gatot Sunu Wibowo jelaskan, kebakaran berawal dari salah satu pekerja yang membakar sampah di dekat tumpukan sepah tebu.

“Kemungkinan bekas pembakaran sampah itu masih ada bara api,” ujar Gatot.

Bara bekas pembakaran api dihembus angin dan menyambar tumpukan sepah tebu. Cuaca kering dan angin kencang mempercepat api merambat. Pihak Damkar menerima kabar kebakaran tersebut sekitar pukul 15.00 WIB.

Besarnya api membakar 2 gudang terbuka penampungan tumpukan sepah tebu. Sepah tebu tersebut biasanya digunakan untuk bahan bakar tungku memasak cairan tebu sehabis digiling.

“Ketinggian api mencapai sekitar 3 meter,” ujarnya.

Lantaran besarnya api, pihak Damkar mengerahkan 3 regu dan 4 unit kendaraan yang tediri dari 2 tanki air dan 2 mobil damkar.

Pemadaman api terkendala dengan tingginya tumpukan sepah tebu, cuaca kering dan angin kencang. Api bisa dikendalikan dalam waktu sekitar 60 menit.

Setelah dipadamkan, petugas lalu melakukan pembasahan mencegah timbulnya api.

Sebab, meski telah padam, dibawah tumpukan sepah masih ada sisa-sisa pembakaran yang tidak terjangkau air.

Sehingga, untuk mematikan sisa kebakaran dilakukan pembasahan dengan membongkar tumpukan sepah tebu.

“Tadi kita minta bantuan pada pemilik penggilingan untuk memerintahkan pegawainya membantu membongkar tumpukan sepah tebu,” kata Gatot.

Diperkirakan pembasahan selesai sekitar pukul 19.00 WIB.

Gatot melanjutkan, kebakaran tahun ini cukup tinggi. Terhitung sejak Januari hingga awal November telah terjadi 64 kebakaran.

Jumlah itu meningkat dibanding tahun 2022 yang kurang dari 50 kejadian dalam setahun.

“Rata-rata kejadian kebakaran disebabkan human error, seperti membakar sampah lalu ditinggal,” tuturnya.

Dirinya berpesan agar masyarakat lebih berhati-hati saat membakar sampah. Sebisa mungkin api diawasi agar tidak merembet ke benda lain yang mudah terbakar.

Reporter : Joko Pramono
Editor      : Edi Susanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.