Tulungagung,Klik DAERAH – Pemerintah Kabupaten Tulungagung menyiapkan sekolah transit sebagai langkah awal pendirian Sekolah Rakyat (SR) di wilayahnya. Meskipun bangunan utama SR belum tersedia, proses pembangunan terus dikebut agar segera terealisasi.
Sebagai solusi sementara, gedung bekas SDN Sumberdadi 2 di Kecamatan Sumbergempol akan dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar SR. Gedung ini tidak lagi digunakan sejak tahun 2022 karena kekurangan murid.
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial terkait pendirian SR. Dalam komunikasi tersebut, Pemkab diminta menyiapkan fasilitas sementara sembari menunggu pembangunan gedung permanen.
“Gedung ini sifatnya hanya transit. Lokasi tetap SR ada di Desa Rejosari, Kecamatan Gondang,” ujar Bupati Gatut Sunu, Senin (2/6).
Pemkab Tulungagung telah menyiapkan lahan seluas 7,2 hektare di Desa Rejosari untuk pembangunan gedung utama SR. Namun, proses pembangunan terkendala elevasi lahan yang lebih rendah 1–2 meter dibandingkan jalan raya, sehingga memerlukan pengurukan dengan biaya besar.
“Kami sudah siapkan anggaran. Ini untuk kebaikan dan tidak menyalahi aturan,” tegasnya.
Meski belum bisa memastikan waktu pasti pembangunan fisik dimulai, Bupati optimistis kegiatan pembelajaran SR bisa dimulai tahun ini dengan memanfaatkan sekolah transit.
“Doakan saja, akan ada rapat daring dengan Kementerian Sosial untuk membahas kelanjutannya,” tambahnya.
Menurut Koordinator Wilayah UPASP Sumbergempol, Eni Marhaeningsih, gedung SDN Sumberdadi 2 terdiri dari enam ruang kelas, satu gudang, dan satu ruang kantor. Bangunan tersebut merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Tulungagung, sedangkan lahannya milik Pemerintah Desa Sumberdadi.
Sekolah ini ditutup sejak 2022 karena tidak ada siswa baru. Sisa murid saat itu dipindahkan ke SDN 1 dan SDN 3 Sumberdadi.
Pada tahap awal, SR akan membuka jenjang pendidikan setingkat SMP dan SMA. Jumlah rombongan belajar akan disesuaikan dengan jumlah kelas yang tersedia di sekolah transit.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto