Pemkab Tulungagung Tunda Perbaikan Jembatan Junjung, Ini Sebabnya

oleh
Foto : Jembatan di Desa Junjung yang rusak akibat terjangan sampah.

Tulungagung, Klik DAERAH – Perbaikan jembatan di Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol yang rusak akibat bencana bakalan ditunda. Pembangunan jembatan yang rencananya dimulai tahun ini kemungkinan besar mundur dari jadwal semula, lantaran dana BTT (Biaya Tak Terduga) Pemprov Jatim urung diberikan tahun ini.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari Subagyo menyampaikan hal itu pada, Rabu (12/2/2015).

Menurut Dwi Hari, penundaan BTT berimbas dengan pembangunan sejumlah insfrastruktur yang rusak akibat bencana di Tulungagung.

Mau tidak mau pihaknya akan mencari alternatif lain untuk pembangunan insfrastruktur tersebut.

“Akhirnya kita berusaha dari refocusing itu, itu usulkan prioritas kita itu,” jelas Dwi Hari.

Dirinya menuturkan prioritas utama pembangunan jalan yang longsor di Mojogitik Desa Gedangan Kecamatan Karangrejo.

Pembangunan jalan ini membutuhkan anggaran sebesar 2 milyar rupiah.
Sedang untuk pembangunan jembatan di Desa Junjung yang membutuhkan anggaran 7 milyar rupiah masih ditunda. Selain jembatan Desa Junjung, Jalan Selingkar Wilis juga ditunda perbaikannya.

“Kalau (jalan) Gedangan tahun ini, kalau (Jembatan) Junjung anggarannya 7 milyar, saya tidak tahu seperti apa?” ungkap Dwi Hari.

Ketiga insfrastruktur diatas sudah diusulkan sebagai prioritas pada tim anggaran. Namun, dengan adanya perintah refocusing anggaran berdasarkan PMK 29 tahun 2025 dan Inpres nomor 1 tahun 2025 membuat tim anggaran harus selektif memilih penggunaan anggaran.

“Perubahan penjabaran, kami alokasikan di Mojogitik,” pungkasnya.

Dapat diketahui bahwa, tiga insfrastruktur tersebut rusak akibat hujan deras pada pertengahan Desember 2024 lalu.

Pembangunan kembali insfrastruktur tersebut membutuhkan anggaran yang besar, sehingga Pemkab Tulungagung meminta bantuan BTT dari Pemprov Jatim.

Sayangnya, dari 3 bantuan yang diajukan, tak satupun yang disetujui oleh Pemprov Jatim.

Jalan Mojogitik merupakan akses utama distribusi susu dari Kecamatan Sendang ke pabrik pengolahan di Pasuruan.

Akibatnya, petani susu dari Kecamatan Sendang alami kerugian puluhan juta rupiah, imbas rusaknya jalan penghubung Kecamatan Karangrejo – Kecamatan Sendang. Hal itu diungkapkan oleh Ketua KUD Tani Wilis, Suwarto.

Menurut Suwarto, kerugian yang diderita oleh KUD Tani Wilis mencapai 61 juta Rupiah dalam sebulan. Biaya itu untuk biaya sewa tempat penampungan susu dan pekerja di tempat penampungan.

Sebelum jalan utama rusak, susu dari Sendang diangkut langsung menuju pabrik pengolahan di wilayah Pasuruan Jawa Timur.

Namun sejak jalur tersebut rusak, truk besar tidak bisa melintas, sehingga pihaknya harus menggunakan truk tangki yang lebih kecil. Itupun truk tangki tersebut harus berjalan memutar lewat jalur alternatif yang kondisi jalannya tidak begitu mulus.

Truk tangki tersebut lalu dikumpulkan di tempat penampungan di Desa Boro Kecamatan Kedungwaru, lalu susu dikumpulkan di truk tangki yang lebih besar untuk dikirim ke pabrik pengolahan.

“Biaya kita untuk melanggar barang (susu) itu satu bulan sekitar 61 juta rupiah,” jelas Suwarto.

Reporter: Joko Pramono
Editor : Edi Susanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.