‎Rp100 Miliar Tertahan, Pembangunan Sekolah Rakyat Tulungagung Terkendala Lahan Rawan Banjir

oleh
Foto: Wahyid Masrur, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung.

Tulungagung, Klik DAERAH – Harapan berdirinya Sekolah Rakyat (SR) di Tulungagung tampaknya harus kembali tertunda. Meski anggaran sebesar Rp100 miliar dari Kementerian Sosial telah disiapkan, proyek tersebut terhambat kondisi lahan yang dinilai belum layak bangun karena rawan banjir.

Lahan seluas 7,2 hektare yang telah disiapkan Pemkab Tulungagung di Kelurahan Kedungsoko, Kecamatan Tulungagung, berada pada posisi lebih rendah dari permukaan jalan. Hal ini berpotensi menyebabkan bangunan terendam air saat musim hujan.

“Elevasi lahan lebih rendah 1 hingga 2 meter dibandingkan jalan utama. Kalau langsung dibangun, akan sangat berisiko banjir,” ujar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung, Wahyid Masrur, Rabu (28/5/2025).

Untuk mengatasi persoalan tersebut, lahan yang berada tepat di sebelah barat SMP Negeri 5 Tulungagung itu perlu diuruk terlebih dahulu. Namun, biaya pengurukan belum masuk dalam rincian anggaran yang disediakan pemerintah pusat.

‎”Kami masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial, apakah biaya pengurukan bisa menggunakan anggaran pusat, atau harus ditanggung oleh Pemkab,” tambah Wahyid.

‎Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari, menegaskan bahwa kebutuhan dana untuk pengurukan diperkirakan mencapai Rp7 miliar.

‎“Sudah kami survei, dan memang ada selisih ketinggian yang signifikan. Setelah pengurukan, juga perlu waktu agar tanah benar-benar padat, sehingga bangunan bisa berdiri dengan kokoh,” jelas Dwi.

‎Proyek Sekolah Rakyat ini merupakan program strategis yang diinisiasi Kementerian Sosial untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat kurang mmampu

Namun, tanpa penanganan serius terhadap kondisi lahan, proyek senilai ratusan miliar ini terancam gagal dimulai tahun ini.

‎Pemkab Tulungagung berharap keputusan terkait skema pembiayaan pengurukan bisa segera ditentukan, agar proses pembangunan tidak semakin molor dan dana yang sudah tersedia dapat segera dimanfaatkan.

Reporter : Joko Pramono
Editor      : Edi Susanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.