Tulungagung, Klik DAERAH – Serapan gabah petani oleh Bulog Subdivre Tulungagung hampir mencapai target maksimal. Hingga pertengahan Mei, sebanyak 6.000 ton gabah telah diserap dari target 7.000 ton yang ditetapkan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bulog Subdivre Tulungagung, Yonas Haryadi Kurniawan, pada Rabu (14/5/2025).
“Tinggal sedikit lagi,” ujarnya optimis.
Gabah yang diserap merupakan hasil panen raya musim tanam pertama (MT-1). Berdasarkan data yang diterima, masih ada sekitar 1.300 hektar sawah di Tulungagung yang belum dipanen.
Yonas menyatakan keyakinannya bahwa target serapan gabah untuk wilayah Kabupaten Tulungagung akan tercapai 100 persen.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa harga pembelian gabah saat ini sudah melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Di awal musim panen, harga gabah hanya berkisar Rp5.700 hingga Rp5.800 per kilogram yang ditawarkan oleh tengkulak.
Namun saat ini, harga gabah naik ke kisaran Rp6.600 hingga Rp6.700 per kilogram, lebih tinggi dari HPP yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram.
“Saat ini harga pembelian sudah di atas HPP. Kami pastikan Bulog terus menyerap hasil panen petani sesuai HPP yang ditetapkan,” tegas Yonas.
Bulog Subdivre Tulungagung mencakup wilayah Kota dan Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, serta Kabupaten Trenggalek.
Secara total, serapan gabah dari keempat wilayah tersebut telah mencapai 24.200 ton setara beras, atau sekitar 65 persen dari target keseluruhan.
Sementara itu, Suryanto, seorang petani asal Desa Ngunggahan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, mengungkapkan bahwa harga gabah di tingkat petani mulai naik karena lahan yang belum dipanen kian berkurang.
“Karena tinggal sedikit sawah yang belum dipanen, harga gabah jadi naik. Kami harap harga ini bisa terus stabil dan tetap tinggi,” ungkapnya.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto
