‎Soto Posyandu Makan Korban: 58 Warga Wonorejo Tulungagung Alami Keracunan, Dinkes Ungkap Penyebab

oleh
Foto: dr. Rendra Bramanthi (kiri), dr. Desi Lusiana, Kepala Bidang P2P Dinkes Tulungagung, dr. Tri Endah Wahyuni, Kapus Sumbergempol saat memberikan keterangan pers.

Tulungagung, Klik DAERAH – 30 Juni 2025 – Puluhan warga di Dusun Wonorejo, Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung mengalami keracunan makanan usai mengonsumsi makanan tambahan yang disajikan dalam kegiatan Posyandu pada Senin, 16 Juni 2025.

‎Data dari Dinas Kesehatan Tulungagung mencatat sebanyak 58 orang mengalami gejala diare, dari total 68 warga yang mengonsumsi makanan berupa nasi soto lengkap dengan lauk ayam, telur rebus, bihun, wortel, dan kubis.

‎Empat orang menjalani perawatan inap, masing-masing dua pasien di RSUD dr. Iskak dan dua lainnya di klinik dr. Emi, termasuk anak-anak berusia 3 dan 4 tahun. Seluruh pasien telah dinyatakan sembuh pada 22 Juni 2025.

‎Langkah Cepat Penanganan

‎Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, dr. Desi Lusiana W., S.KM., M.Kes, mengatakan bahwa tim kesehatan segera mengambil sejumlah langkah untuk menanggulangi kasus tersebut.

‎”Kami melakukan pengambilan sampel makanan sisa untuk dikirim ke laboratorium RSUD dr. Iskak dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLK) Surabaya, serta memantau kondisi warga yang terdampak,” jelas dr. Desi dalam keterangannya, Selasa (1/7/2025).

‎Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan terhadap para penjamah makanan guna memastikan tidak ada faktor penyebar dari manusia ke makanan.

‎Distribusi Kasus dan Hasil Pemeriksaan

‎Korban keracunan tersebar di tiga RT di Desa Wonorejo, dengan rincian usia sebagai berikut:

‎Usia 0–5 tahun: 20 orang

‎Usia 6–14 tahun: 7 orang

‎Usia 15–44 tahun: 24 orang

‎Usia 45–59 tahun: 4 orang

‎Usia di atas 60 tahun: 3 orang

‎Dari sisi jenis kelamin, 40 korban merupakan perempuan, dan 18 lainnya laki-laki.

‎Berdasarkan hasil laboratorium, ditemukan bakteri Salmonella sp. dan Enterobacter pada sampel makanan, yang diduga menjadi penyebab gangguan saluran pencernaan. Namun, sumber pasti kontaminasi masih belum dapat dipastikan secara menyeluruh.

‎”Kontaminasi bisa terjadi akibat sanitasi yang kurang baik atau proses pengolahan makanan yang tidak higienis. Kami terus mengupayakan edukasi kepada masyarakat terkait keamanan pangan,” tegas dr. Desi.

‎Sementara itu, hasil pemeriksaan terhadap penjamah makanan menunjukkan tidak ditemukan bakteri patogen seperti Vibrio cholerae, Salmonella sp., maupun Shigella sp. Hanya ditemukan Escherichia coli yang merupakan flora normal usus manusia.

‎Situasi Terkendali

‎Hingga 30 Juni 2025, tidak ditemukan lagi kasus baru, dan Dinas Kesehatan menyatakan kejadian keracunan makanan di Desa Wonorejo telah selesai dan terkendali.

‎”Kami pastikan tidak ada penambahan kasus baru. Warga yang terdampak telah sembuh, dan kami mengimbau agar pelaksanaan kegiatan serupa ke depan memperhatikan aspek higienitas makanan,” pungkas dr. Desi.

‎Pihak Dinas Kesehatan juga mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap proses penyajian makanan, terutama dalam kegiatan sosial dan layanan masyarakat, guna mencegah kejadian serupa terulang.

‎Reporter: Joko Pramono
‎Editor     : Edi Susanto









Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.