Tulungagung, Klik DAERAH – Temuan kasus polio di Madura, memicu status KLB (Kejadian Luar Biasa) polio di Jawa Timur. Sebab, secara umum di Indonesia kasus polio tak lagi ditemukan sejak 2014 lalu, Senin (15/1/2024).
Pj. Bupati Tulungagung, Heru Suseno mengatakan, vaksinasi polio digelar untuk tindakan pencegahan. Vaksinasi diberikan pada balita dan anak yang berusia kurang dari 8 tahun. Vaksinasi dilakukan secara serentak di seluruh Kabupaten Tulungagung.
“Kegiatan vaksin polio dilakukan secara serempak di Kabupaten Tulungagung,” jelas Heru, Senin, (15/1/2024).
Heru menjelaskan, jumlah sasaran proyeksi vaksinasi sebanyak 115.183 anak, sedang jumlah sasaran riil sebanyak 114.319 anak.
Meski demikian, Heru pastikan belum ada temuan kasus di Kabupaten Tulungagung. Namun, pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan memberikan vaksinasi polio sebanyak 2 dosis.
dosis 1 diberikan pada 15-21 Januari 2024, sedangkan untuk dosis 2 bisa dilakukan pada tanggal 19 – 25 Februari 2024.
Untuk kesuksesan vaksinasi, Heru menghimbau pada seluruh elemen untuk ikut serta menyukseskan kegiatan vaksinasi polio.
Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Tulungagung mendukung dengan pemberian tambahan nutrisi, dengan memberikan bantuan sembako.
Heru berharap, dengan kerjasama semua pihak bisa menyelamatkan generasi bangsa.
“Polio tidak bisa diobati, tapi bisa dicegah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmat menjelaskan, vaksinasi polio merupakan imbas dari temuan kasus di Madura. Temuan ini memicu alarm KLB polio di seluruh wilayah Jawa Timur.
Lantaran dianggap sebagai KLB, semua anak berumur dibawah 8 tahun wajib divaksin, meski sudah menerima vaksin polio.
“Walau seminggu lalu sudah divaksin, mereka tetap menerima vaksinasi polio lagi,” tegas Kasil.
Kasil memastikan mekanisme itu sudah diselidiki dan tidak menimbulkan masalah kesehatan.
Kasil berharap kejadian di Madura tidak diikuti kejadian lain di Jawa Timur maupun di Tulungagung.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto