Tulungagung, Klik DAERAH – Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tulungagung memilih pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024,Rabu (14/2/2024).
Hal itu terlihat dari hasil penghitungan yang dilakukan di 2 dari 3 TPS (Tempat pemungutan suara) khusus di dalam Lapas Tulungagung.
Dalam penghitungan di TPS 902 Lapas Tulungagung, pasangan Anies-Muhaimin meraup 9 suara, pasangan Ganjar Mahfud meraup 84 suara dan pasangan Prabowo-Gibran meraup 137 suara jauh meninggalkan kedua rivalnya.
Di TPS khusus 901 Lapas Tulungagung, pasangan Anies-Muhaimin meraup 5 suara, pasangan Ganjar- Mahfud meraup 75 suara dan pasangan Prabowo-Gibran meraup 142 suara.
Kepala Lapas Tulungagung, R. Budiman Priyatna Kusuma katakan dalam Lapas Tulungagung, ada 676 pemilih yang terdiri dari petugas Lapas dan warga binaan lapas.
“DPT di Lapas itu 414, sedang DPT B sebanyak 260,” jelas Budiman.
414 DPT merupakan pemilih yang berasal dari Kabupaten Tulungagung, sisanya merupakan pemilih dari luar kota dan petugas Lapas Tulungagung.
Warga binaan mendapat undangan per blok menggunakan gak pilihnya sehari sebelum pencoblosan.
Saat pemungutan suara, warga binaan akan dipanggil tiap 20 orang. Dengan mekanisme tersebut, Budiman yakin tingkat partisipasi warga binaan bisa mencapai 100 persen.
“Kita harapkan semua, tapi semua masuk ke dalam TPS,” ujarnya.
TPS dalam Lapas merupakan TPS yang dianggap rawan. Namun dirinya yakin jalanya pungut dan hitung syarat suara akan berjalan lancar tanpa gangguan.
Ditanya petugas pemungutan suara dalam Lapas? Dirinya jelaskan KPPS sebagain berasal dari warga binaan. Tiap TPS melibatkan 2 warga binaan, sedang sisanya berasal dari KPPS Desa Rejoagung Kecamatan Kedungwaru.
“Tiap TPS ada 2 orang (warga binaan), ketuanya dari luar. Jadi dari 3 TPS kita libatkan 6 orang,” kata Budiman.
Budiman jelaskan 1 warga binaan terorisme belum bisa menggunakan gak pilihnya. Sebab warga binaan terorisme itu belum berikrar setia pada NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
“Masih akan direncanakan nanti untuk berikrar NKRI,” terangnya.
Pihaknya tengah berkoordinasi dengan Densus 88 dan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) untuk ikrar NKRI warga binaan terorisme itu.
“Dia (napiter) sudah tau enggak bakalan nyoblos tahun ini,” pungkasnya.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto