Tulungagung, Klik DAERAH – Sebanyak tujuh titik kuliner di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Tulungagung dilaporkan rawan longsor. Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari Prasetyo, usai menerima surat dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN).
“Ada beberapa lokasi yang rawan bencana, khususnya longsor,” ujar Dwi Hari, Jumat (13/6/2025).
Ketujuh titik tersebut merupakan lokasi pembuangan tanah bekas proyek pembangunan JLS. Tanah di lokasi itu dikhawatirkan belum cukup padat dan stabil.
Meski demikian, kawasan tersebut kini dimanfaatkan warga sebagai lokasi usaha kuliner karena menawarkan pemandangan indah dari tepi jalan.
“Di atas lokasi itu sudah berdiri bangunan semi permanen hingga permanen,” jelas Dwi Hari.
Sayangnya, Pemkab Tulungagung tidak memiliki kewenangan langsung untuk melakukan penindakan terhadap keberadaan bangunan liar di area tersebut, karena wilayah itu berada di bawah kewenangan BBPJN dan Perhutani.
Meski begitu, Dinas PUPR berupaya melakukan langkah preventif dengan menggandeng Perhutani, BBPJN, DPRD, paguyuban pedagang kaki lima (PKL) JLS, serta pemerintah kecamatan untuk melakukan sosialisasi bersama. Langkah ini bertujuan mencegah munculnya bangunan baru di lokasi-lokasi rawan tersebut.
“Kami akan segera mengumpulkan semua pihak terkait agar jika terjadi bencana tidak saling lempar tanggung jawab. Kami tegaskan bahwa Pemkab Tulungagung tidak memiliki kewenangan dalam penindakan,” tegas Dwi Hari.
Selain itu, pihaknya juga tengah menyiapkan lokasi relokasi bagi para pedagang yang menempati area rawan longsor tersebut. Proses kerja sama dengan Perhutani sedang dalam tahap pengajuan.
Sebagai informasi, ruas JLS di Kabupaten Tulungagung membentang melintasi empat kecamatan, yakni Besuki, Tanggunggunung, Pucanglaban, dan Kalidawir.
Selain rawan longsor, di beberapa titik juga ditemukan rekahan melintang yang saat ini sedang dalam tahap penelitian oleh pihak terkait.
Dwi Hari menambahkan, anomali cuaca yang terjadi belakangan ini, yakni musim kemarau diselingi hujan sporadis, berpotensi mempercepat terjadinya longsor akibat perubahan kondisi tanah secara tiba-tiba.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto
7 Titik Kuliner di JLS Tulungagung Rawan Longsor
