Tulungagung, Klik DAERAH – Tim Pusat Survey Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral telah selesai melakukan pemindaian di Gunung Budeg, Candi Mirigambar di Dusun Ngadirogo. Hasilnya, di beberapa tempat itu ditemukan anomali atau ketidaknormalan di bawah lapisan tanah.
Anomali ini disebabkan adanya dugaan struktur batu atau bangunan di bawah permukaan tanah, yang berbeda dengan struktur tanah yang dipindai.
Ketua tim survey, Hidayat mengatakan, pemindaian ini menjelaskan aspek geologi dan arkeologi.
Di gunung Budeg misalnya, tim menemukan batuan yang massif terkubur dalam lapisan tanah. Batuan berbentuk lorong ini diduga kuat merupakan batuan terobosan dari pinggiran kawah gunung api purba di Tulungagung.
“Ada dua hal yang membuat kita berkesimpulan seperti itu, dari literatur dan citra satelit,” jelasnya, Kamis (24/3/22).
Dari citra satelit yang ditangkap, terdapat bekas kawah gunung purba di wilayah selatan Kabupaten Tulungagung. Kawah ini diperkirakan berusia antara 20-30 juta tahun lalu.
Diameter kawah yang terbentuk mencapai 2,7 kilometer. Hal itu menandakan ada gunung api raksasa di sekitarnya. Gunung itu telah melewati masa eksplosifnya dan sekarang menyisakan kawahnya.
Anomaly terbesar terjadi di Dukuh Sendang, Dusun Kendit Desa Tanggung Kecamatan Campurdarat.
Disinggung kemungkinan gunung purba ini aktif kembali, Hidayat menjelaskan ada beberapa ciri jika gunung itu aktif. Yaitu adanya aktifitas seismic atau kegempaan di sekitar gunung.
“Dari pemeriksaan yang dilakukan tidak ditemukan aktifitas seismic,” katanya.
Sedang untuk pemindaian di Candi Mirigambar menggunakan Ground Penetrating Radar (GPR), pihaknya temukan anomaly di beberapa titik.
Anomaly ini diduga adanya berupa struktur bangunan peninggalan sejarah.
Untuk pemindaian tempat penemuan arca di Dusun Ngadirogo Desa Bendilwungu, tim juga menemukan anomaly serupa seperti di Candi Mirigambar.
Awalnya dilakukan pemindaian dengan gradio magnetic atau pemindaian lapisan tanah, untuk mengetahui lapisan tanah.
Jika ditemukan anomaly melalui gradio magnetic, baru dilanjutkan dengan GPR.
Pemindaian difokuskan sebelah selatan penemuan arca. Lokasi ini dipilih lantaran menurut penuturan warga, banyak arca yang dibuang di tempat itu.
Dari pemindaian GPR, kedalam anomaly berada dalam kedalaman 1,6 meter.
“Kemungkinan batuan andesit, karena berbeda dengan lingkungan lainya. Mungkin saja struktur bangunan, atau batuan andesiptik yang perlu dilakukan tindak lanjut seperti eskavasi,” pungkasnya.
Penulis: Pramono