Tulungagung, Klik DAERAH – Seorang mahasiswi Universitas Trunojoyo, Madura meninggal dunia diduga akibat dibakar kekasihnya sendiri. Senin malam (2/12/2024) menjadi momen penuh duka di Dusun Sumur Warak, Desa Purworejo, Kecamatan Ngunut, Tulungagung.
Jenazah Een Jumianti, mahasiswi semester 5 Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, tiba di rumah duka pukul 21.15 WIB, diiringi tangis haru keluarga dan warga.
Tragisnya, Een meninggal dunia karena dibunuh dan dibakar oleh pelaku yang diketahui adalah pacarnya sendiri.
Een menghabiskan masa kecilnya di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, sebelum pindah ke Tulungagung untuk menemani kakeknya yang sakit sekaligus melanjutkan pendidikan tinggi.
Sebagai anak tunggal, ia menjadi harapan besar keluarga, yang selalu mendukungnya mencapai jenjang sarjana.
“Een baru saja mengurus KTP di sini setelah lama tinggal di Tanjung Balai Karimun. Dia adalah anak yang rajin dan disayangi banyak orang,” ujar Sudarto, Kepala Desa Purworejo.
Een ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan. Pelaku, yang merupakan pacarnya, diduga kuat menghabisi nyawa Een sebelum membakar tubuhnya.
Tragedi ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat, yang mengecam keras tindakan keji tersebut.
Setelah kabar duka diterima, pihak desa bersama Polres Bangkalan dan Universitas Trunojoyo membantu memulangkan jenazah Een dari Bangkalan.
Jenazah diberangkatkan pukul 16.00 WIB dan tiba di Tulungagung malam harinya. Tangis keluarga pecah saat peti jenazah diturunkan.
Kasus tragis ini terus mendapat perhatian publik. Pelaku telah dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.
Namun, penyidik masih mendalami kemungkinan pembunuhan berencana di bawah Pasal 340 KUHP.
“Keluarga hanya berharap keadilan ditegakkan seadil-adilnya,” kata Sudarto.
Prosesi pemakaman dilangsungkan pada Selasa pagi di Pemakaman Pati, Desa Purworejo. Sang ibu, Sri Rahayu, yang masih dalam perjalanan dari Jakarta, belum sempat tiba untuk mengantar putrinya ke peristirahatan terakhir.
Kepergian Een meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga tetapi juga warga yang mengenalnya sebagai pribadi ceria dan berprestasi.
Een adalah harapan besar yang kini telah tiada. Kehilangan ini menjadi pengingat akan perlindungan bagi setiap individu dari tindakan keji yang tidak berperikemanusiaan.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto