Tulungagung, Klik DAERAH – TMMD (TNI Manunggal Masuk Desa) bertujuan mempercepat pembangunan di desa. Hal itu diungkapkan oleh Komandan Korem 081/DSJ Madiun, Kolonel Arm. Untoro Hariyanto.
Danrem menegaskan TMMD di Tulungagung fokus pada sasaran pengerjaan fisik berupa jalan, rehab rumah tidak layak huni, jambanisasi 5 unit dan rehab mushola menjadi masjid.
“Tujuannya TNI bersama komponen bangsa lainnya untuk mempercepat membangun desa,” jelasnya.
Salah satunya pembangunan jamban di Desa Nglurup Kecamatan Sendang dan sumur untuk irigasi di Desa Babadan Kecamatan Karangrejo. Menurutnya, kedua program tersebut merupakan percepatan pembangunan di sektor pertanian dan mendukung program ketahanan pangan, serta membuat masyarakat lebih sehat.
TMMD biasanya dilakukan di desa 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Wilayah Desa Nglurup meskipun bukan masuk kategori terluar dan terdepan, namun pembangunan di wilayah ini sangat diperlukan, lantaran berada di wilayah pegunungan dan beberapa insfrastruktur dirasa kurang memadai untuk aktifitas masyarakat.
“Harapannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, negara akan aman,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengairan, Perumahan dan Pemukiman jelaskan melalui TMMD pihaknya membangun jamban untuk keluarga di 5 rumah warga Desa Nglurup Kecamatan Sendang.
“TMMD juga berperan dalam mewujudkan program jambanisasi masyarakat,” katanya.
Kabupaten Tulungagung sudah mendeklarasikan bebas dari ODF (open defecation free) atau buang air sembarangan. Namun belum semua keluarga di Kabupaten Tulungagung mempunyai Jamban yang layak.
“Sekitar 15 persen yang belum layak,” jelasnya.
Standar Jamban layak menggunakan septik tank fabrikasi, agar tidak terjadi kebocoran limbah.
Anang Praristianto, jelaskan meski belum mempunyai jamban, 15 persen keluarga di Tulungagung tersebut tidak buang air sembarangan.
“Meski belum punya Jamban, mereka numpang di keluarga lain,” jelasnya.
Tahun 2024 Pemkab Tulungagung sudah membangun masing-masing 50 jamban di 18 desa, atau total 900 jamban yang bersumber dari APBN.
“Dari Pemkab Tulungagung lalu menambah lagi 1 desa 1 jamban, sehingga bertambah 271 jamban lagi,” terang Anang.
Untuk tahun 2025, bantuan pusat untuk jambanisasi berkurang menjadi sekitar 6 milyar rupiah. Jika diwujudkan dalam program jambanisasi diperkirakan menjadi sekitar separuh dari tahun 2024 lalu.
Begitu juga dengan Pemkab Tulungagung yang rencananya membangun 50 jamban di tahun 2025 ini.
“Kita prioritaskan bagi keluarga yang belum punya jamban,” tuturnya.
Anang melanjutkan, setelah semua keluarga mempunyai Jamban, pihaknya akan berkonsentrasi pada peningkatan kualitas jamban yang belum layak.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto