Tulungagung, Klik DAERAH – Mengantisipasi potensi bencana saat memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung menggelar apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di halaman Kantor Pemkab setempat, Selasa (7/10/2025).
Kegiatan ini diikuti ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Damkar, PMI, dan relawan.
Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, yang memimpin apel mengatakan, kegiatan ini menjadi simbol kesiapan seluruh unsur dalam menghadapi ancaman bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Apel ini merupakan bentuk kesiapan kita dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi di tahun ini,” ujar Gatut Sunu.
Menurutnya, sejumlah wilayah di Tulungagung memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, terutama tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung.
Dari data Pemkab, sepanjang tahun 2025 telah terjadi 7 kejadian longsor, 7 kali angin kencang dan puting beliung, serta belasan kali banjir di berbagai kecamatan.
Dua wilayah, yakni Kecamatan Pagerwojo dan Sendang, disebut paling rawan longsor. Sementara beberapa titik di dataran rendah kerap dilanda banjir saat curah hujan tinggi.
“Ada tiga jenis bencana yang sering terjadi, namun kita juga harus tetap memantau potensi lainnya,” imbuh Bupati.
Untuk memperkuat langkah antisipasi, Pemkab Tulungagung telah menginstruksikan seluruh pihak terkait meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, di antaranya dengan pemantauan kondisi cuaca, memperhatikan peringatan dini dari BMKG dan BNPB, serta memastikan kesiapan sarana dan prasarana tanggap darurat.
Sebagai bentuk dukungan anggaran, Pemkab juga menyiapkan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp3 miliar untuk penanganan bencana hidrometeorologi.
“Dana BTT ini disiapkan untuk mempercepat respon darurat dan penanganan dampak bencana,” tegas Gatut Sunu.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tulungagung, Robinson Pasaroan Nadeak, menekankan pentingnya sinergi dan kesiapsiagaan lintas sektor guna meminimalkan risiko bencana.
“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi langkah preventif dan wujud kepedulian sosial serta gotong royong warga,” ujarnya.
Robinson juga menambahkan, BPBD akan memperkuat mitigasi, pemetaan wilayah rawan, kesiapan personel SAR, serta koordinasi Tiga Pilar — Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan perangkat desa.
”Tujuan utama kesiapsiagaan adalah melindungi jiwa, meminimalkan kerusakan, serta mempercepat tanggap darurat dan pemulihan,” tandasnya.
Dengan langkah terpadu ini, Pemkab Tulungagung berharap seluruh unsur masyarakat dapat lebih waspada dan siap menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi sepanjang musim penghujan tahun ini.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto