Pemkab Tulungagung Gelar Pameran Naskah Kuno, Ajak Masyarakat Peduli Literasi Warisan Budaya

oleh
Foto : Pameran naskah kuno dari abad ke-16 hingga era kemerdekaan digelar di Pendopo Kabupaten Tulungagung. Bupati Gatut Sunu Wibowo ajak masyarakat ikut melestarikan warisan literasi bangsa.

Tulungagung, Klik DAERAH – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung menggelar Workshop Identifikasi dan Pendataan Naskah Kuno Kabupaten Tulungagung Tahun 2025 sekaligus pameran naskah kuno di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Senin (8/9). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo.

‎Dalam sambutannya, Bupati Gatut menegaskan bahwa naskah kuno merupakan warisan budaya yang sarat nilai sejarah, pengetahuan, dan kebudayaan. Sayangnya, sebagian masyarakat masih memandang naskah kuno hanya sebatas benda mistis atau jimat.

‎“Padahal, naskah kuno adalah ingatan kolektif lintas generasi yang bisa menjadi pelajaran penting dalam membangun masa depan. Di Tulungagung, masih ada naskah kuno yang belum teridentifikasi, seperti dua naskah berbahan daun lontar,” jelasnya.

‎Bupati menekankan pentingnya perlindungan, pendataan, serta pelestarian naskah kuno. Mengingat kondisi fisiknya rentan akibat faktor usia, iklim tropis, maupun bencana, diperlukan perawatan serius agar warisan ilmu dan sejarah peradaban tidak hilang.

‎Ia berharap workshop ini dapat memberikan pemahaman teknis kepada peserta mengenai pendataan, perawatan, hingga upaya memperkenalkan naskah kuno kepada masyarakat luas. Selain itu, ia juga mendorong adanya tindak lanjut berupa pendataan komprehensif serta alih media agar naskah mudah dipelajari generasi mendatang.

‎“Saya mengajak masyarakat yang memiliki atau mengetahui keberadaan naskah kuno untuk melaporkannya kepada pemerintah. Saya juga minta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menyiapkan bentuk penghargaan bagi masyarakat yang peduli melestarikan naskah kuno,” tambah Bupati Gatut.

‎Pamerkan Naskah Era 1500 M hingga Kemerdekaan

‎Pameran naskah kuno kali ini menampilkan koleksi dari abad ke-16 hingga era kemerdekaan. Narasumber workshop sekaligus kolektor naskah, Lulut Edi Santoso, menjelaskan bahwa sebagian naskah sudah bisa diidentifikasi, sementara lainnya masih memerlukan kajian lebih lanjut.

‎“Salah satu naskah yang bisa dibaca bercerita tentang Menak pada era peralihan Islam. Uniknya, naskah ini ditulis menggunakan aksara Jawa dan Bali,” terang pensiunan guru seni tersebut.

‎Selain itu, ada pula naskah yang berisi resep pembuatan parfum berbahan dasar menyan di lingkungan Keraton Yogyakarta Hadiningrat.

‎Lulut berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memelihara, menunjukkan, mendigitalisasi, sekaligus mengkaji lebih dalam naskah-naskah kuno yang ada di Tulungagung.

‎Reporter : Joko Pramono
‎Editor      : Edi Susanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.