Pengambilan Survei Diragukan, Pembangunan Shangrila Memorial Park Jalan Terus

oleh

Tulungagung, Klik DAERAH – Tim akademisi Universitas Brawijaya (UB) Malang menilai Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) tempat pemakaman modern Shangrila Memorial Park Belum Valid.

Pasalnya, masih ditemukan kekurangan dalam dokumen rencana pembangunan pemakaman tersebut, serta pengambilan survey yang dirasa tidak valid.

Hal itu disampaikan oleh, salah satu tim akademisi UB Malang Dr. Rita Parmawati saat melakukan penilaian ANDAL dan RKL-RPL kegitan pembangunan pemakaman tersebut, di Narita Hotel Tulungagung, Rabu, (23/3/2022).

“Penentuan sample dan responden metodenya belum jelas sama sekali,” katanya.

Wanita berjilbab itu ungkapkan, penyusun AMDAL mengklaim 73 persen warga sudah setuju dengan pembangunan. Namun, metode yang digunakan dalam survey diragukan oleh timnya.

“Pemilihan sample itu ada metode untuk memilih yang dianggap mewakili masyarakat. Dan ketika saya mempertanyakan itu, mereka (red- Tim penyusun AMDAL dan RKL-RPL pemakaman Sangrila Memorial Park) tidak bisa jawab,” ungkapnya.

Dengan adanya kekurangan tersebut, Rita menegaskan, bahwa pihaknya merekomendasikan kepada tim penyusun AMDAL dan RKL-RPL pemakaman modern tersebut untuk memperbaiki dan lebih memperjelas konsep dan metode yang digunakan.

Menurutnya, jika semua metode dan konsep tidak dijelaskan, semua itu akan terlihat samar dan terlihat tidak akan berdampak kepada masyarakat ataupun ekologi.

“Saya tidak ingin ketika hal ini telah disahkan, nantinya ada konflik di masyarakat. Selama itu (red- Metode) belum jelas kami tidak menyetujui,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan pengembang pemakaman modern Shangrila Memorial Park di Kabupaten Tulungagung, PT. Sang Lestari, Yosef Santoso mengaku, pihaknya terus mematangkan rencana pembangunan tersebut.

Diakui, saat ini dalam tahap finalisasi, meski menurut pengamat akademisi ada beberapa persyaratan yang belum terpenuhi.

“Kami berharap tahun ini pembangunan fisik sudah bisa dimulai. Jika semua lancar, tahun ini bahkan bisa beroperasi,” katanya.

Rencananya makam modern ini dibuat dengan konsep mirip San Diego Hills menggunakan lahan 260 hektar.

Namun pada pertemuan dengan para pihak terkait ini, Yosep mengungkap lahan yang akan dipakai sekitar 115 hektar yang berada di Desa Ngepoh Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung. Untuk tahap awal, seluas 20 hektar lahan yang dibangun lebih dulu.

Sementara itu, Kabid Tata Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tulungagung, Reni Fatmawati menuturkan, bahwa pihaknya meminta kepada tim konsultan untuk segera melakukan kajian ulang terkait masukan dari tim akademisi UB Malang.

“Tim konsultan bisa melakukan kajian ulang atau crosschek apakah metode yang digunakan sudah representatif atau belum,” pungkasnya.

Penulis: Pramono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.