Tulungagung, Klik DAERAH – Program makan bergizi gratis (MBG) di SMPN 1 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, berubah menjadi kepanikan massal. Puluhan siswa dilaporkan mengalami gangguan pencernaan usai menyantap paket makan bergizi yang dibagikan pada Senin (13/10/2025). Hingga sore hari, jumlah korban mencapai 62 siswa.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Ana Saripah, membenarkan adanya kasus tersebut. Menurutnya, total 1.120 penerima program MBG di sekolah itu mengonsumsi menu berupa nasi kuning, ayam kecap, timun, tomat, salak, dan susu kotak. Tak lama kemudian, puluhan siswa mengeluhkan gejala seperti pusing, mual, muntah, lemas, dan keringat dingin.
“Dari hasil pemantauan awal, sebanyak 62 orang mengalami gejala serupa. Mereka langsung mendapatkan penanganan medis,” ujar Ana Saripah saat dikonfirmasi Senin sore.
Sebanyak 58 siswa menjalani observasi di Puskesmas Boyolangu. Hingga pukul 15.00 WIB, 38 siswa telah diperbolehkan pulang, sementara 20 lainnya masih dirawat intensif. Adapun empat siswa dirujuk ke RSUD dr. Karneni Campurdarat, dan kini dalam kondisi stabil.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung bergerak cepat melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan penyebab pasti gangguan pencernaan massal ini. Beberapa langkah tanggap darurat yang telah dilakukan antara lain:
Pengambilan sampel makanan untuk diuji di tiga laboratorium, yakni Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLK) Surabaya, Laboratorium RSUD dr. Iskak Tulungagung, dan Laboratorium Kesehatan Daerah Tulungagung.
Pemeriksaan swab rektal terhadap penjamah makanan guna mendeteksi kemungkinan kontaminasi bakteri atau kuman.
Pengumpulan data epidemiologi untuk mengidentifikasi jenis makanan yang diduga menjadi sumber pencemaran. Pemantauan kesehatan terhadap seluruh penerima MBG di wilayah distribusi.
Selain Puskesmas Boyolangu, sejumlah fasilitas kesehatan di wilayah sekitarnya — seperti Puskesmas Campurdarat, Besole, Besuki, Bandung, Pakel, dan Bangunjaya — juga disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan laporan tambahan. Sementara RSUD dr. Iskak Tulungagung dan RSUD dr. Karneni Campurdarat ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan utama.
“Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebabnya. Yang jelas, keselamatan dan kesehatan peserta didik menjadi prioritas utama kami,” tegas Ana.
Kasus ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat program MBG merupakan bagian dari upaya meningkatkan gizi anak sekolah. Namun, insiden di Boyolangu menjadi peringatan keras agar standar keamanan pangan dan higienitas dalam setiap program serupa benar-benar dijaga.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto
Puluhan Siswa SMPN 1 Boyolangu Tumbang Usai Santap Makan Bergizi Gratis, 62 Dilarikan ke Fasilitas Kesehatan
