Tulungagung, Klik DAERAH – Bencana tanah longsor yang melanda Desa Kradinan, Kecamatan Pagerwojo, pada Selasa (19/8/2025) sore, tidak hanya menutup akses jalan penghubung Tulungagung–Ponorogo, tetapi juga merusak sebagian bangunan SDN 2 Kradinan. Menyikapi kondisi tersebut, Bupati Tulungagung, H. Gatut Sunu Wibowo, menyatakan siap mempertimbangkan relokasi sekolah jika lokasi saat ini dinilai berbahaya bagi keselamatan siswa.
“Kalau berbahaya, kita pertimbangkan untuk dipindah. Kalau masih aman, infrastruktur bisa kita perbaiki,” tegas Gatut Sunu pada, Rabu (20/8/2025).
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung, Robinson Pasaroan Nadeak, mengungkapkan bahwa proses pembersihan material longsor sudah dilakukan sejak Selasa malam dengan bantuan alat berat. Material longsor berupa lumpur menutup jalan sepanjang sekitar 50 meter dengan ketebalan mencapai 50–70 sentimeter.
“Pembersihan dilakukan menggunakan alat berat, terutama di akses jalan utama yang tertutup lumpur,” ujarnya.
Selain di Desa Kradinan, bencana longsor juga terjadi di sejumlah titik lain di Tulungagung. Di Desa Gambiran, Kecamatan Pagerwojo, longsor menutup akses jalan ddesa
Di Desa Wonorejo, Kecamatan Wonorejo, material longsor menimpa dapur rumah warga. Sedangkan di Desa Babadan, Kecamatan Karangrejo, longsor merusak dapur dan kandang milik warga.
“Untuk longsor yang tidak terlalu berat, warga melakukan pembersihan secara swadaya dengan kerja bakti,” tambah Robinson.
Bencana longsor kali ini dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah Tulungagung sejak siang hingga sore hari. Wilayah Pagerwojo dan Sendang memang dikenal sebagai daerah rawan longsor. Kondisi kemarau basah yang masih terjadi tahun ini juga diduga menjadi pemicu tambahan terjadinya pergerakan tanah di kawasan perbukitan tersebut.
Reporter : Joko Pramono
Editor : Edi Susanto
Sekolah Diterjang Longsor, Bupati Tulungagung Siap Relokasi SDN 2 Kradinan
