Siswa SD Meninggal Akibat DB, Dinkes Tulungagung Lakukan Fogging di Sekolah

oleh
Foto : Fogging di salah satu SD Negeri di Kecamatan Kedungwaru.

Tulungagung, Klik DAERAH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung lakukan fogging (pengasapan) di sekolah, setelah menerima laporan siswa SD meninggal akibat demam berdarah, Jumat (21/2/2025).

Desi Lusiana Wardhani, Kabid Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Tulungagung ungkapkan fogging merupakan langkah akhir untuk pencegahan penularan demam berdarah.

Fogging yang dilakukan di SDN Ketanon 2 merupakan respon Dinkes terkait adanya laporan siswa meninggal akibat DB.

“Pengasapan itu langkah terakhir kita untuk memutus penyebaran DB,” jelas Desi.

Menurut Desi, langkah paling efektif mencegah DB adalah dengan melakukan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk) secara berkala, baik di lingkungan sekolah, kerja maupun rumah.

“Selain di sekolah, kita juga melakukan pengasapan di rumah penderita DB yang meninggal,” jelasnya.

Pengasapan dilakukan ketika ditemukan setidaknya 2 kasus pada radius 200 meter, dan terbukti terjadi penularan setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi.

Dirinya sebut faktor kebersihan lingkungan menjadi salah satu penyebab penyebaran DB. DB ditularkan melalui gigitan nyamuk aides eigypti.

Nyamuk ini mempunyai ciri badan belang hitam dan putih. Mereka biasanya aktif pada pagi dan sore hari. Di musim hujan diselingi panas merupakan waktu ideal nyamuk ini untuk berkembang biak di genangan air bersih.

“Tempat yang lembab, disukai oleh nyamuk untuk beraktifitas,” tuturnya.

Dari data miliknya, dalam 2 bulan terakhir terjadi 198 kasus DB, dengan korban meninggal 4 orang, terdiri dari 3 anak dan balita.

Ada kemungkinan anak-anak tersebut tertular DB di lingkungan sekolah. Sehingga perlu dilakukan PSN serentak di sekolah.

Pihaknya akan bersurat pada Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung untuk menghimbau sekolah melakukan PSN rutin.

“Setidaknya dengan PSN di sekolah bisa menurunkan resiko penularan DB pada anak-anak,” pungkasnya.

Reporter: Joko Pramono
Editor : Edi Susanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.